Kliktangerang.com – Video berdurasi 13 detik yang menampilkan pelajar menendang seorang nenek hingga jatuh tersungkur viral di media sosial, Twitter. Kekerasan pelajar itu diketahui terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.
Dalam video viral yang dibagikan pada Sabtu 19 november 2022 itu, segerombol pelajar yang bersepeda motor tampak melewati seorang wanita paruh baya. Dua orang di antara pelajar itu menghentikan motornya dan berbincang dengan wanita tersebut.
Tiba-tiba, salah satu pelajar dari rombongan itu menghentikan motornya dan menendang sang nenek hingga jatuh tersungkur.
Sang nenek tampak kaget dan terdengar berteriak. Ia langsung berdiri dan berjalan cepat menghindari gerombolan remaja bermotor itu.
Video tersebut mengundang reaksi para warganet. Banyak dari mereka merasa iba dengan sang nenek dan tidak membenarkan perilaku remaja tersebut.
“Harassment, Kekerasan, sumpah sakit hati bgt liatnya orang tua diginiin,” tulis akun pengunggah video.
“Cari deh ampe ketemu jgn mau kalo alesan nya underage terus minta maaf, sakit hati bgt asli,” kata warganet lainnya.
Hingga Minggu 20 november 2022, video tersebut telah ditonton sebanyak 1,5 juta kali, dikomentari oleh 18.891 warganet, dibagikan kepada 1.863 akun, dan disukai oleh 3.454 pengguna Twitter.
Kapolres Tapsel, AKBP Imam Zamroni membenarkan bahwa video viral kekerasan pelajar itu terjadi di wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara pada Sabtu 19 november 2022.
“Jadi kami tadi malam langsung mencari informasi dari kebenaran video dan betul itu di wilayah Tapanuli Selatan,” ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Minggu 20 november 2022.
Pihaknya mengatakan telah mengamankan 6 pelaku yang berinisial IH, ZA, VH, AR, ASH dan RM. Mereka ditangkap pada Sabtu 19 november 2022 malam, tepatnya pukul 20.00 WIB.
Pelaku yang saat ini masih berstatus sebagai saksi itu dipastikan masih berstatus pelajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tapanuli Selatan.
“Rata-rata ada di kelas 11 dan kelas 12. Dan usianya masih anak-anak atau di bawah umur,” kata AKBP Imam.
Kepada polisi, para pelaku mengaku awalnya berniat untuk memberikan rokok pada nenek tersebut.
“Berdasarkan keterangan singkat yang kami dapatkan dari pelaku, pada awalnya yang berhenti di samping ibu itu berniat iseng memberikan rokok kepada ibu yang ada di video,” ungkap AKBP Imam.
“Kebiasaannya paling suka diberi rokok. Sehingga pemuda tersebut memberikan rokok dan salah satunya mengambil video,” tambah dia.
Akan tetapi, salah satu temannya yang berada agak jauh dari posisi nenek itu tiba-tiba lari dan menendang sang nenek hingga tersungkur.
Alasan pelaku menendang korban Adapun motif tindakan sementara, pelaku mengaku tidak sengaja atau hanya iseng-iseng saja.
Bahkan mereka mengaku tidak ada niat untuk melukai korban. Mengingat pelaku merupakan pelajar yang masih di bawah umur, pihak kepolisian kemudian berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) untuk pemeriksaan lanjutan.
“Untuk saat ini kami sudah berkoordinasi dengan BAPAS dan BAPAS bersiap untuk mendampingi pemeriksaan pada hari Selasa karena hari ini masih berada di luar kota dan Senin ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan,” ucap AKBP Imam.
Sembari menunggu pendampingan BAPAS, pihak kepolisian hari ini mengundang para orang tua pelaku, tokoh masyarakat, pihak SMK tempat pelajar bersekolah dan juga kepala cabang Padangsidimpuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.
“Tadi pagi sampai siang kami melaksanakan koordinasi di antara mereka dan setelah memberikan statement masing-masing, karena sifatnya anak dan atensi perkara harus didampingi dengan BAPAS sehingga kami hari ini kami serahkan dulu kepada orang tua dan juga kepada pihak sekolah,” terang dia.
Untuk saat ini, semua pelaku masih dimintai keterangan sebagai saksi. “Kita masih belum bisa menentukan pelaku dan bagaimana konstruksi perkaranya, sehingga semuanya kita akan melakukan pemeriksaan dan harus didampingi oleh petugas dari BAPAS,” tandas dia.
Sementara itu, AKBP Imam menyampaikan bahwa pihaknya berhasil menemukan korban pada dini hari tadi, sekitar pukul 01.00 WIB.
Namun berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, korban tidak bisa dimintai keterangan karena memberikan pernyataan yang berubah-ubah.
Bahkan, korban juga tidak mengingat identitas dan asal dirinya. “Sehingga kami laksanakan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya secara fisik secara umum, alhamdulillah semuanya sehat normal,” jelas AKBP Imam.
Sementara itu, pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Selatan lantaran dari kondisi klinis fisik awal terlihat bahwa korban mengalami gangguan jiwa.
“Kami melaksanakan penanganan secara bersama-sama, yang pertama kami mencari identitas dari ibu tersebut agar kita bisa menghubungi keluarga ibu tersebut,” ungkap dia.
“Kedua juga biar ditangani dan direhabilitasi sesuai dengan penanganan dari Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Selatan,” lanjut AKBP Imam.
Adapun untuk memastikan tingkat gangguan jiwanya, AKBP Imam mengatakan bahwa korban akan diperiksa di rumah sakit jiwa Medan bersama dengan Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Selatan pada Senin 21 november 2022.
Sorce: KOMPAS.com