<
Kliktangerang.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menelusuri dugaan jaringan terorisme dalam peristiwa seorang wanita membawa pistol dan mendekati Istana Merdeka pada Selasa, 25 Oktober 2022.
“BNPT sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal,” jelas Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid dikutip dari Antara pada Rabu, 26 Oktober 2022.
Dalam penelusuran sementara diketahui perempuan yang menodongkan pistol ke Paspampres itu bernama Siti Elina. Ia dianggap memiliki pemahaman yang radikal serta pendukung salah satu ormas yang sudah dilarang pemerintah, yakni Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Ia diduga sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosialnya.
Nurwakhid mengatakan, kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan hal yang baru.
Peristiwa tersebut mengingatkan pada ancaman bom di Istana Negara yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada 2016.
Calon pengantin yang ingin melakukan aksi teror di Istana Negara tersebut ialah Dian Yuli Novi. Kemudian keterlibatan perempuan dalam aksi teror juga terjadi pada tahun 2021 saat Zazkia Aini menyerang Mabes Polri.
Nurwakhid menegaskan BNPT telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut dan dijadikan sebagai pengantin oleh kelompok teroris.
Dalam jaringan teroris, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.
“Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan,” pungkasnya.
Source: TangerangNews