Amalan Salat di Malam Nisfu Syaban, Buya Yahya Sebut Bukan Bidah

Ini Amalan Salat di Malam Nisfu Syaban, Buya Yahya Sebut Bukan Bidah

Kliktangerang.com – Dalam bulan Syaban terdapat salah satu malam yang disebut malam mulia, yakni malam Nisfu Syaban.

Malam Nisfu Syaban kerap diisi dengan amalan salat sunah tertentu, salah satunya seperti salat sunah 100 rakaat.

Pendakwah Buya Yahya mengatakan, salat sunah di malam Nisfu Syaban pernah ditulis Imam Al-Ghazali, artinya orang yang mengamalkan hal tersebut telah mengikuti Imam Al-Ghazali.

Namun, sejumlah ulama di antaranya Ibnu Hajar Al-Haitami yang diikuti oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari telah meneliti melalui kitab Fat’h Ul Mueen dikatakan bahwa amalan salat tersebut tidak ada.

Meski begitu, Buya Yahya menyebut untuk cukup mengambil jalan tengahnya saja dan tidak perlu mencaci maki orang yang telah mengamalkannya.

“Ajak untuk merubah niatnya saja, hadirkan hajat Anda yang banyak. Witir ambil saja yang 11 rakaat, kemudian ada awwabin-nya 6 rakaat, kemudian hajatnya enggak tau ada berapa. Lalu, istikharah cukup,” paparnya seperti dikutip dari kanal Youtube Al-Bahjah TV, Senin 6 Maret 2023.

Buya Yahya beralasan, kebiasaan baik di suatu kampung tidak perlu untuk dihilangkan, melainkan lebih baik disempurnakan.

“Jangan sampai sedikit-sedikit bilang bidah, enggak boleh, sesat, tapi ulama dulu tidak seperti itu merubah, apalagi itu amalan salat yang baik,” ujarnya.

Dai kondang tersebut pun membandingkan amalan tersebut dengan ulama Wali Songo yang tetap memagarkan praktik perkumpulan kemungkaran, tetapi isinya telah dirubah.

“Jadi kita pun tidak langsung gembar-gembor bidah atau sesat, memang Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan seperti itu, tapi kita tidak ikut-ikutan dalam hal ini, karena Imam Al-Ghazali juga menuliskan dalam hal itu, maka kita ambil jalan tengahnya,” katanya.

Lanjutnya, boleh tetap mengadakan malam Nisfu Syaban, tetapi di dalamnya diisi dengan kegiatan istighfar sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW dan meminta ampun kepada Allah sebanyak-banyaknya. Lalu, dapat dilanjut dengan Salat Witir 11 rakaat, Salat Hajat, Salat Istkharah, dan membaca doa.

“Karena Nabi memang menyebutkan malam Nisfu Syaban, yang dimaksud Ibnu Hajar bukan malam Nisfu Syaban-nya, tapi masalah amalan salat. Malam Nisfu Syaban itu tetap mulia,” pungkasnya.

 

Source: TangerangNews

Exit mobile version