Kliktangerang.com – Sebagian akses jalan menuju ke SDN Pondok Kacang Timur 04 dan SDN Pondok Kacang Timur 01 di Tangerang Selatan dipagari kawat besi dan ditembok oleh pemilik lahan, Rabu (12/4/2023).
Akibatnya ratusan siswa di dua SDN di Pondok Aren, Tangerang Selatan tersebut kini kesulitan untuk menuju ke sekolah mereka.
Pantauan Tribun Tangerang di lokasi, Rabu (12/4/2023), akses jalan masuk yang tadinya selebar dua meter dari gapura di Jalan Setiabudi, kini hanya tersisa setengahnya atau hanya bisa dilewati satu motor.
Sebab di sebagian jalan sudah dipagari kawat besi setinggi sekitar 2,5 meter sepanjang sekitar 40 meter.
Akibatnya jalan masuk tidak bisa dilakui kendaraan roda dua dan hanya bisa dilalui oleh satu sepeda motor.
Jika berjalan kaki, maka hanya muat untuk dua orang yang berjalan secara berdampingan.
Selain dipagari kawat besi, di depan gerbang masuk SDN pondok Kacang Timur 01, akan tampak sebuah tembok sebagai titik akhir jalan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, Deden Deni, mengaku prihatin atas pemasangan pagar dan tembok oleh warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
“Cukup prihatin ya. Anak-anak sampai kesulitan mengakses sekolah. Padahal kita lagi meningkatkan akses pendidikan kepada masyarakat,” kata Deden.
“Hari ini di depan SDN Pondok Kacang Timur 04 dan SDN Pondok Kacang Timur 01 aksesnya tertutup, sehingga mengganguaktivitas antar jemput siswa. Terakhir hanya bisa dilewati satu buah motor, dan ini juga membahayakan,” kata Deden.
Menurut Deden, pihaknya berharap agar pemilik lahan punya kepedulian pada akses jalan siswa ke sekolah.
Deden mengatakan pihaknya akan terus berusaha agar akses yang tertutup bisa dibuka kembali. Tujuannya agar proses dan akses belajar mengajar normal kembali.
“Tentu ada keresahan kami, orang tua dan guru, dimana yang awalnya bisa cepat jadi saat ini terganggu. Kasihan orang tua siswa, beserta siswa dan gurunya. Ini kan sempit banget. Harapan kami semoga bisa dibuka seperti awal,” kata Deden.
Deden yakin bahwa pemilik lahan punya kepedulian akan generasi penerus yang kini menempuh pendidikan di dua sekolah dasar negeri tersebut.
Menurutnya dibukanya akses jalan seperti sedia kala akan sangat membantu siswa.
Terutama jika ada evakuasi tertentu misalnya kebakaran, pemeliharaan jalan atau jalur evakuasi ambulans.
“Ini untuk kebutuhan orang banyak, kebutuhan akan pendidikan. Ya pendidikan bukan hanya tugas pemerintah tetapi kewajiban semua masyarakat untuk mendorong pendidikan,” katanya.
Sementara itu, Fitri salah satu orang tua siswa mengaku kaget saat ada pemasangan pagar di akses jalan menuju sekolah oleh warga yang mengaku pemilik lahan.
“Terganggu juga sih, dan bingung. Namanya wali murid anak ya, nganter anak. Dan agak khawatir juga kalau misalkan ber pas-pasan dengan motor, karena jalannya jadi sempit sekali,” tutupnya. (Raf)
Sumber: Warta Kota